Ads block

Banner 728x90px

 PROFIL PONDOK PESANTREN AL-IKHSAN BEJI

BEJI- KEDUNGBANTENG- BANYUMAS

\

    A. Identitas Pondok Pesantren

Nama                                         : Pondok Pesantren Al-Ikhsan

Alamat                                       : Beji I, Banyumas, Jawa Tengah 53152

a.       Desa                                  : Beji

b.      Kecamatan                        : Kedungbanteng

c.       Kabupaten                         : Banyumas

d.      Propinsi                             : Jawa Tengah

Nama Yayasan                           : Al-Ikhsan

Nomor Statistik                          : 51.2.33.02.19.001

Tokoh Pendiri                             :

a.       Nama                                 : KH. Abu Chamid

b.      Tempat Tanggal Lahir        : Banyumas, 27 Februari 1929

Pengasuh Sekarang                     : Kiai Achmad Shodiq Muchtar Idris Al-Hafiz

Tahun didirikan                           : 1986

Tahun Beroperasi                        : 1986

Status dan Luas Tanah                :

a.       Status Bangunan               : Milik Sendiri

b.      Surat Kepemilikan            : Akte Notaris No. 33/27/3/1986

c.       Luas Tanah                       : 4030 M2

d.      Luas Bangunan                 : 3700 M2

Nomer Handphone                    :

a.       Pondok Putra                   : 0877-2494-8864

b.      Pondok Putri                    : 0856-4060-9641

c.       Pondok Tachfizd              : 0857-2762-1642

Media Online                          :

a.       E-mail                                : alikhsan1986@gmail.com

b.      Instagram                          : @ponpes_alikhsanbeji

c.       Facebook                           : Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji Kedungbanteng

d.      Channel Youtube              : Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji Kedungbanteng


    B.  Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Ikhsan

    Kurang lebih 5 km, arah utara kota purwokerto, kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah terdapat sebuah pondok pesantren kecil, Al-Ikhsan namanya. Kurang genap dua tahun sejak berdirinya sudah menyerap beberapa jumlah santri, sehingga dari pihak pengasuh berusaha menambah bangunan gedung untuk menampung para santri yang saat ini berjejalan di dua kamar putra dan dua kamar putri –sementara masih numpang di rumah family kyai.

“pada umumnya, kedatangan mereka di sini karena disamping ada madrasah dinayah, juga mulai ditertibkannya program pengembangan kecakapan bahasa arab dan inggris, yang disebut program Arabic and English Development Skills (AEDS),” kata Kiai H. Abu Hamid kepada Penulis.

    Alasan santri yang seperti ini diamini oleh Syarif Hidayatullah, putra Kiai yang dalam hal ini sebagai pengelola maju mundurnya program dwi bahasa yang saat ini sudah menjadi keharusan sebagai bahasa komunikasi santri.

    Betul juga, sejak AEDS bisa teratur dan tertib diawal tahun ajaran kedua (1987-1988) hingga tanggal 7 september 1987 jumlah santri mukim sudah mencapai 306 santri yang terdiri dari 87 putra, 19 putri, dan ditambah 200 santri kalong (non mukim) dari sekitar pesantren. “Sistem pendidikan disini merupakan sistem yang mengawinkan dua sistem (salaf dan moderen). Model ini justru saya peroleh dari fatwa Kiai H. Mahrus Aly (Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri),“ ujar Syarif, yang baru dua tahun lalu berhasil meraih sarjana muda di Universitas Tribakti Kediri. Salaf yang dimaksud disini, sebagaimana pengajian kitab kuning ala Lirboyo, dan modernnya sebagaimana dwi bahasa (arab dan inggris) ala pesantren Gontor, ponorogo yang juga diterapkan sebagai program.

    Desa Beji I, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Demikian alamat pesantren itu selengkapnya. Gedung pesantren yang jaraknya ± 15 km. Menuju tempat wisata baturraden itu tepatnya berdiri pada 1 januari 1986 tahun lalu. Tiga bulan kemudian yayasan Al-Ikhsan yang membawahi pesantren tersebut resmi berbadan hukum dengan akte notaris soetarjo soemoatmojo No. 33/27/3/1986 yang ketuanya juga KH. Abu Hamid.

    Sebetulnya pada tahun-tahun sebelum pondok itu berdiri Kiai H. Abu Hamid sering kedatangan santri hanya berkisar satu sampai empat orang, yang ditampung dirumah Kiai. Begitulah tahun demi tahun ; satu datang yang lain pulang , sehingga ditahun 1986 gagasan Kiai Abu Hamid untuk mendirikan bangunan pesantren segera diwujudkan. Mula-mula usaha Beliau itu tak lepas dari sebagian masyarakat sekitar menyambut dengan suara sumbang yang tak enak didengar bersifat memojokkan dan melemahkan niat baik Kiai. “Biarlah mereka berkomentar yang bukan-bukan, yang penting niat saya baik karena Allah semata-mata. Allahlah yang akan mengaturnya nanti”, ujar Kiai mantap.

    Benar juga, sebelum bangunan pondok yang menghabiskan 3 juta rupiah itu sempurna, santripun pada berdatangan. Pertama pada bulan ramadlan 1906 H, berjumlah 15 orang. Sementara kelimabelas santri tersebut cukup ditampung diruangan/kelas Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif (MIMA) yang lokasinya berdekatan dengan bangunan pondok sekarang. Santri pertama dibulan suci itu guna mengikuti kursus spesialisasi bahasa arab dan inggris yang disebut Hard Teaching Sistem (H.T.S) disampaikan oleh santri yang datang dari Darul Hikmah juresan, ponorogo dalam bahasa arabnya. Sedang bahasa inggrisnya langsung oleh Agus Syarif sendiri secara full time. Karena sang guru bahasa inggris itu sewaktu nyantri di Lirboyo ditugaskan oleh pondok untuk memberikan kursus bahasa inggis kepada para santri. Maka sebagian santri romadlon itu sebagian ada yang dari Lirboyo.

    Akhir bulan syawal pun tiba, berarti tahun ajaran baru segera dibuka. Waktu itu, diawal tahun ajaran baru 1986-1987 Pondok Pesantren Al-Ikhsan sudah mulai membuka madrasah diniyah disamping program A.E.D.S. walau setahun penuh belum bisa teratur dan tertib. Untuk merealisir perkawinan dua sistem itu, didatangkan dua pengajar dari alumnus pesantren Lirboyo dan dua dari pesantren Juresan, Mlarak, ponorogo (pesantren ala gontor). Berhubungan gedung MIMA (yang menampung santri romadlon) sudah mulai tahun ajaran barunya, maka dengan terpaksa bangunan pondok itu diurungkan untuk menambah keatas (tingkat). Sebab, mau tidak mau kedatangan para santri baru segera menempati bangunan itu.

    Satu tahun sudah, program diniyah dan AEDS berjalan walau masih sulit pengaturannya, yang diikuti oleh 25 santri mukim dan 200 santri non mukim. Kegiatan belajarnya masih tetap digedung MIMA mengambil waktu sore dan malam hari. Kembali dibulan romadlon (1907 H). HTS muncul lagi diikuti 35 santri mukim. Baru kemudian ditahun ajaran baru 1987/1988 ini jumlah santri semakin bertambah, karena pesantren Al-Ikhsan mulai dikenal masyarakat yang kemudian santri luar daerah purwokerto mulai bermunculan, mulai dari banyuwangi, semarang, inderamayu, pekalongan dan yang lain. Dan banyak juga siswa dan mahasiswa yang sekolah dipurwokerto nyantri disitu, seperti mahasiswa/i IAIN Sunan Kalijaga—Sekarang IAIN Purworto—, UNSOED, Universitas Wijaya Kusuma dan lain sebagainya. Mereka bisa sekolah/kuliah dan mengaji disamping bisa memperdalam dwi bahasa. Bahkan uang syahriyah (bulanan) dipesantren relatif lebih murah.

    C.    Jadwal Kegiatan Sehari-hari

Pondok Putra

    Diawali dengan qubailash-shubhi kemudian salat subuh berjamaah. Setelah itu, seluruh santri masuk ke kelas masing-masing untuk mengikuti Arabic and English Development Skills (AEDS) bahasa arab sampai jam 06.00. lalu mereka makan dan persiapan sekolah dan berangkat pada jam 07.00. lalu mereka pulang pada jam 13.15, dan menyetorkan hafalan/ bacaan Al-Quran sesuai tingkatan masing-masing dengan sistem sorogan. Kemudian mereka makan siang dan istirahat sampai ashar. Lalu salat ashar berjamaah dilanjut dengan kegiatan Arabic and English Development Skills (AEDS) bahasa inggris sampai jam 17.00. kemudian mereka membaca surat Al-Waqiah sebanyak 3 kali secara berjamaah di masjid. Kemudian makan sore dan dilanjut dengan salat maghrib. Setelah itu, bagi santri yang sudah bisa membaca dan menulis arab untuk mengikuti kajian tafsir jalalain secara bandongan di masjid, dan yang masih belum terlalu bisa baca tulis untuk mengikuti TPQ di kamar mereka masing-masing. Kemudian salat isya dan dilanjut dengan simakan Al-Quran untuk disetorkan di hari berikutnya sampai jam 20.20. setelah itu mereka pergi ke kelas masing-masing untuk mengikuti madrasah diniah—mengkaji kitab-kitab salaf— sampai jam 21.30. setelah itu mereka menyetorkan hafalan nazom dan sorogan kitab fiqih sesuai kelas sampai jam 22.15. setelah itu mereka mudarosah dan mutholaah di kamar masing-masing dilanjutkan dengan istirahat..

       Kegiatan-kegiatan lain     :

a.       Ziarah makam masyayikh beserta yasinan dan tahlilan setiap hari kamis, bada isya.

b.      Pembacaan maulid nabi setiap kamis malam.

c.       Musyawarah bagi santri Aliyah dan mahasiswa setiap Jumat malam.

d.      Ekstrakulikuler sepak bola setiap minggu pagi setelah roan.

e.       Ekstrakulikuler hadroh/ rebana/ banjari setiap minggu sore.

f.        Ekstrakulikuler kepenulisan setiap minggu sore.

g.      Pengkajian kitab salaf setiap Sabtu malam bada maghrib.

h.      Istighotsah awal bulan dan kajian kitab al-barzanzi setiap sabtu malam di minggu pertama setiap bulan.

i.        Drama bahasa asing (Arab dan Inggris) setiap sabtu malam di minggu ketiga setiap bulan.

j.        Nonton bersama setiap sabtu malam di minggu keempat setiap bulan.

Pondok Putri

       Diawali dengan qubailash-shubhi kemudian salat subuh berjamaah. Setelah itu, seluruh santri masuk ke kelas masing-masing untuk mengikuti Arabic and English Development Skills (AEDS) bahasa arab sampai jam 06.00. dilanjutkan dengan menyetorkan hafalan/ bacaan Al-Quran sesuai tingkatan masing-masing dengan sistem sorogan. lalu mereka makan dan persiapan sekolah dan berangkat pada jam 07.00. lalu mereka pulang pada jam 13.15. Kemudian mereka makan siang, dilanjutkan berangkat madrasah diniah siang untuk mengkaji kitab-kitab salaf sampai ashar. Lalu salat ashar berjamaah dilanjut dengan kegiatan Arabic and English Development Skills (AEDS) bahasa inggris sampai jam 17.00. kemudian mereka membaca surat Al-Waqiah sebanyak 3 kali secara berjamaah di masjid. Kemudian makan sore dan dilanjut dengan salat maghrib. Setelah itu, bagi santri yang sudah khatam Al-Quran 30 juz bin-nazdor untuk mengikuti kajian tafsir jalalain secara bandongan di masjid. Kemudian salat isya dan dilanjut dengan menyetorkan hafalan/ bacaan Al-Quran sesuai tingkatan masing-masing. sampai jam 20.20. setelah itu mereka pergi ke kelas masing-masing untuk mengikuti madrasah diniah—mengkaji kitab-kitab salaf— sampai jam 21.30. setelah itu mereka mudarosah dan mutholaah di kamar masing-masing dilanjutkan dengan istirahat.

       Kegiatan-kegiatan lain     :

a.       Ziarah makam masyayikh beserta yasinan dan tahlilan setiap hari minggu pagi.

b.      Pembacaan maulid nabi dan khitobahan setiap kamis malam.

c.       Ekstrakulikuler hadroh/ rebana/ banjari setiap minggu sore.

d.      Ekstrakulikuler kepenulisan setiap minggu sore.

e.       Pengkajian kitab salaf setiap Sabtu malam bada maghrib.

f.        Istighotsah awal bulan dan kajian kitab al-barzanzi setiap sabtu malam di minggu pertama setiap bulan.

g.      Drama bahasa asing (Arab dan Inggris) setiap sabtu malam di minggu ketiga setiap bulan.

h.      Nonton bersama setiap sabtu malam di minggu keempat setiap bulan.

Pondok Tachfizul-Quran

       Diawali dengan qubailash-shubhi kemudian salat subuh berjamaah. Setelah itu, seluruh santri menyetorkan hafalan/ bacaan Al-Quran sesuai tingkatan masing-masing dengan sistem sorogan. lalu mereka makan dan persiapan sekolah dan berangkat pada jam 07.00. lalu mereka pulang pada jam 13.15. Kemudian mereka menyetorkan hafalan/ bacaan Al-Quran sesuai tingkatan masing-masing dilanjutkan makan siang. Setelah itu mereka berangkat madrasah diniah siang untuk mengkaji kitab-kitab salaf sampai ashar. Lalu salat ashar berjamaah dilanjut dengan kegiatan TPQ sampai jam 17.00. kemudian mereka makan sore dan dilanjut dengan salat maghrib. Setelah itu, bagi santri yang sudah khatam Al-Quran 30 juz bin-nazdor untuk mengikuti kajian tafsir jalalain secara bandongan di masjid. Kemudian salat isya dan dilanjut dengan simakan hafalan/ bacaan Al-Quran yang akan disetorkan di hari besoknya sesuai tingkatan mereka masing-masing sampai jam 20.20. setelah itu mereka mudarosah dan mutholaah di kamar masing-masing dilanjutkan dengan istirahat.

       Kegiatan-kegiatan lain     :

a.       Yasinan, tahlilan, dan Pembacaan maulid nabi setiap kamis malam.

b.      Tartilan Juz Amma setiap Jumat sore.

c.       Pengkajian kitab salaf setiap Sabtu malam bada maghrib.

d.      Pembacaan surat Al-Waqiah setiap sabtu malam.

e.       Pengkajian kitab Fatkhul-Qorib setiap Minggu pagi.

f.        Simakan Al-Quran setiap Jumat pagi dan Kamis wage.


    D.    Visi dan Misi

Visi

Membentuk manusia muslim yang berilmu, berbudi luhur, serta mandiri

Misi

1.      Mewujudkan dan membentuk manusia yang beriman, cerdas, bertaqwa, terampil, disiplin, professional, serta mempunyai dedikasi dan tanggungjawab yang tinggi terhadap agama, bangsa dan negara dengan menerapakan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah.

2.      Mempersiapkan peserta didik sebagai anak bangsa yang handal dibidang keahliannya dengan kritis, kreatif, mandiri, menuju Al-Ikhsan Go Internasional.

3.      Melaksanakan pembelajaran dan Bimbimgan secara efektif dan efisien sehingga santri dapat mengembangkan bakat, minat, serta potensi yang dimiliki secara optimal dalam meraih masa depan.


    E.     Tujuan Pondok Pesantren Al-Ikhsan

Secara Makro

    Secara makro dapat mencetak insan yang islami yang mampu mengantisipasi keadaan zaman yang selalu berkembang dan berubah dalam era globalisasi mendatang.

Secara Mikro

    Secara mikro agar dapat mencetak kader-kader muslim sebagai penerus perjuangan para wali maupun para ulama pendahulu, agar eksistensi Islam tetap berkembang.


    F.     Program Kerja Pondok Pesantren Al-Ikhsan

  • Pembinaan Iman dan Taqwa dengan kajian kitab-kitab salafy
  • Peningkatan Program dan Kecakapan Dwi Bahasa (Inggris dan Arab)
  • Peningkatan Program dan Pengembangan Diri
  • Peningkatan Program dan Pengembanagan Minat dan Bakat
  • Peningkatan dan Pembanguanan Gedung Pondok Pesantren Al-Ikhsan
  • Pengadaan Laboratorium Komputer
  • Pengadaan Laboratorium Bahasa
  • Fasilitas lain yang menunjang proses kegiatan  belajar mengajar

    G.    Kedaan Pengasuh, Ustadz dan Santri, Struktur Kepengurusan,

Keadaan Pengasuh

    Pengasuh sebagai sentral pimpinan Pondok Pesantren merupakan aspek sangat vital dalam proses pendidikan dan proses pengembangan Pondok Pesantren, adapun dewan pengasuh Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji adalah sebagai berikut :

Ky. Achmad Shodiq Mukhtar Idris Al-Hafizd

Keadaan Ustadz dan Ustadzah

    Ustadz dan Ustadzah Pondok Pesantren Al-Ikhsan maerupakan santri yang telah dianggap cukup dalam bidang keilmuannya, dan kebanyakan merupakan mahasiswa di Perguruan Tinggi di sekitar Pondok Pesantren, disamping itu juga ada beberapa ustadz yang telah mukim dan bertempat tinggal di sekitar pondok yang berjumlah.

Keadaan Santri

    Santri sebagai salah satu unsure yang terbanyak dalam Pondok Pesantren, merupakan suatu yang mempunyai peran sebagai peserta didik. Adapun santri pondok pesantren Al-Ikhsan Beji dapat digolongkan menjadi :

a.       Santri Mukim

Santri mukim adalah santri yang mengikuti pendidikan di pondok pesantren dan juga menetap di pondok pesantren. Di pondok pesantren Al-Ikhsan santri tersebut terbagi menjadi beberapa tingkat yaitu :

  1. Tingkat Awaliyah
  2. Tingkat Tsanawiyah dan
  3. Tingkat Ulya (Aliyah)
  4. Santri Kalong/Non Mukim

    Santri kalong adalah santri yang mengikuti kegiatan pondok pesantren tetapi tidak menetap di pondok pesantren.

    H.    Aktivitas yang dikelola

  1. Majelis Ta'lim Toriqoh As-Syadziliyah
  2. Majelis Ta'lim Tahfidzul Qur'an
  3. Madrasah Diniyah
  4. Taman Pendidikan Al-Qur'an
  5. Lembaga Dwi Bahasa Arabic English Development Skill (A.E.D.S.) :

a.       Traning Of Trainer (TOT)

b.      Ta’lim al-lughoh ‘arobiyah al-khususiyah (TAKS)

c.       Junior English Trainer (JET)

d.      Arabic English Development Skill (A.E.D.S.)

e.       Hard Teaching System (HTS)

Lembaga Formal

a.       Madrasah Ibtidaiyah

b.       Madrasah Tsanawiyah

c.       Madrasah Aliyah

I.       Program Pendidikan Di Pondok-Pesantren Al-Ikhsan

Program Reguler

      Yaitu program rutin setiap hari dengan jumlah tatap muka 3 jam/hari (1 jam pagi, 1 jam sore dan 1 jam malam) untuk Bahasa Arab maupun Bahasa Inggris dan madrasah diniyah kecuali pada hari libur (Jum'at dan Ahad) dengan kapasitas study ± 300 jam/tahun.

Program Non Reguler

a.      Training Of Trainer (TOT)

      Merupakan program dimana pesertanya dipersiapkan untuk menjadi instruktur/sebagai tenaga pengajar. Program yang telah dilaksanakan hingga saat ini adalah Bahasa Inggris dengan menempuh masa pendidikan ± 3 bulan dengan jumlah ±  jam. Para peserta hanya mengkhususkan diri untuk mendalami program ini selama di pesantren.

1    Tujuan Training Of  Trainer

            Tujauan yang ingin dicapai dari program bahasa inggris Training Of  Trainer (TOT) adalah :

    a) Menciptakan, mencetak kader-kader untuk siap menjadi pelatih (instruktur) Bahasa Inggris

    b) Mampu mengembangkan keahlian (penegetahuan) Bahasa Inggris kepada yang lain sehingga memiliki bekal yang cukup untuk menyongsong masa depan.

2     Lembaga Pelaksana

            Program bahasa inggris Trining Of Trainer (TOT) ini dilaksanakan oleh Lembaga Arabic English Development Skill (AEDS) pondok pesantren Al-Ikhsan Beji Purwokerto. Para peserta dibimbing langsung oleh Direktur AEDS dan dibantu oleh beberapa asisten senior.

3   Metode dan Materi Pelatihan

a)      Metode Pelatihan

Metode yang digunakan pada English Training Of Trainer (TOT) adalah kuliah yang dilengkapi dengan metode Tanya jawab, peralatan audio, speaking program, conversation, praktek mengajar dalam kelas serta praktek berkomunikasi langsung dengan orang asing (tourist non domestic) melalui paket kunjungan ke lokasi wisata.

b)      Materi Pelatihan

Materi yang diberikan pada program Training Of Trainer (TOT) adalah diarahkan agar setiap peserta dapat memiliki kemampuan, keahlian (pengetahuan) bahasa inggris yang disiapkan mampu menjadi pelatih (instruktur), guru. Untuk hal tersebut, disamping penekanan dalam conversation drill materi yang dipelajari, diajarkan, dilatih dan dicoba ubtuk mengekspresikan beberapa item berikut :

 I.            Reading (bacaan)

II.            Dictation (imla atau dikte)

III.            Comperhension (pemahaman)

IV.            Conversation (percakapan)

V.            Composition (karangan)

VI.            Correspondence (surat menyurat)

VII.            Grammar (tata bahasa)

VIII.          Translation (penerjemahan)

IX.            Teaching Practice (praktek mengajar)

b.      Ta’lim al-lughoh al-‘arobiyah al-khususiyah

      Merupakan program unggulan bahasa arab dibawah naungan lembaga dwi bahasa pondok pesantren al-ikhsan melalui program khusus dengan durasi waktu 3 bulan dengan 3 kali pertemuan sehari.

c.       Junior English Trainer (JET)

      Program ini merupakan pembekalan skill sedini mungkin untuk usia lepas sekolah dasar dan masa SLTP dengan menempuh masa pendidikan ± 3 bulan.

d.      Hard Teaching System (HTS)

     Program ini diadakan setiap tahun pada bulan Ramadhan untuk memacu kecakapan berkomunikasi dengan tujuan maenunjang keberhasilan program regular. Disamping itu merupakan program wajib bagi segenap santri pondok pesantren Al-Ikhsan juga diikuti oleh peserta dari berbagai kota lain di Purwokerto. Program ini berlangsung selama 20 hari yaitu setiap tanggal 1-20 Ramadhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar